Selasa, 02 Juni 2009
rasanya sesakk bngt
g enakk patagh hati ntu
harigh ini di setiapp tempat yng kudatangi
ku nginget dia..
ku kangen dia..
hihih
kangen bngt
sumpahgh ku kangn bngt ma dia...
kapann ku bisa keteu ma dia
takk kan pernagh mungkinn..
:((
hampa rasanya
sunyi rasanya
nanarr menderita
ku g busa hidupp seperti ini
ku haruss bangkitt
ku haruss kuatt..
semnagatt cincin..
kmu pasti bisa..
ku tau g akann ada kisagh yng sempurnagh..
dan mimpihgh ini berawall maniss tp berakirr paitt sekalii.,.
ku yng mutusinn buatt ngeelepass dia..
jd sekarang nigh konsekuennku..
hidup ini pasti ada lika likunya..
hikzz,,
naiff cc..
tap ini realita..
ku g pengn ngerasain ini lagi;..
sumpahg..
ku g mau kayakk ginigh lag..
ku pengnn bubukk,,.
L:((]
Kamis, 28 Mei 2009
hihihihi
sukses juga patah hatinya..
menderita nanar perihg sakit nangiss mehekmehekk..
huh kagh menderita bngtt..
hmm,,,,
ku akui g bisa hidup tanpamu..
ku akui meski hati ini luka..
tp ku hargai keputusannmu..
semuanya..
berharapp ntuk kembali..
masih ada..
tp jangn harap semudah itu
huakakka...
terlalau sakit tukk di kenangg..
terlalau perih tuk di ingtt...
terlalu..nanar tuk diceritakann..
biarkan ini semua menjadi rahasia publikk..
ku g akann..sesali mencintaimu..
ku g akan sesali pernagh bercintagh denagnn mu,,,
tp dengar satu hall..
yng ku sesali hanya pernagh melepasmu...
semoga kau disana bahgia meski tanpa ku..
kuakan selalu mendoakan mu..
semangatttLabel: semangat
Rabu, 27 Mei 2009
bener kata pak net...
ku mci aja berangan akn bersamanya..
padahal itu jelass bikin sakit sendiri.
karngah kenyataanya ku haruss nelann keinginanku sendirii..
nelann..bawa..kita dagh g ada hubungann apa**..
SAKIT C..
EMANG sakittt..
sangat sakitt..
tp apa yng haruss ku lakukann sekarang
ku binunn..
ku g tau harus kmn..
ku g tau haruss gmn..
semuanya buntu,
g dagh seorang punn yng bisa buat ku mengerti..
ku g pengnn ini semua,,,,
g pengenn terus**sann kayakk gini...
ku lelahg,,
capekk..
pengenn lari..sekncang mungkinn..
ninggalinn ini semuanya..
semuanya..
sakitt rasanya..
ku ngeliat dia bersama orang laen..
bukan aku..
ku tau tu sakittl..
sekarng ku ngerasainn ini smua,,
Senin, 25 Mei 2009
semuanya jahatt..
knap..
..
knapa seperti in..
ku g mau ini terjadii..
ku bencii.
ku benci ma semua ini..
mbencekknohgg
Kamis, 21 Mei 2009
Cinta Sepotong Mimpi
Penulis : Hara Hope*
Dapatkah seseorang mencinta hanya karena sepotong mimpi? Mustahil. Namun, adikku semata wayang mengalaminya – setidaknya itu yang diakuinya.
Gadis yang dicintainya adalah Lala, adik sepupunya sendiri. Wajar, bukan? Bahkan, menjadi halal saat kedua orang tuaku kemudian berpikir untuk meminangnya.
Semua berawal dari penuturan Jamal. Ia bilang, ia memimpikan Lala sebagai gadis yang diperkenalkan Ibu kepadanya sebagai calon istrinya.
“Kami sudah saling mengenal, Bu,” kata Jamal dalam mimpi itu dengan malu-malu. Gadis itu pun mengangguk dengan senyum malu-malu pula.
Sebenarnya Jamal tidak terlalu meyakini gadis itu adalah Lala. Wajahnya samar terlihat. Namun, Jamal merasakan aura gadis itu cukuplah ia kenal. Hebatnya, ini diperkuat oleh ayah kami. Di malam yang sama, beliau bermimpi tentang Jamal yang duduk di kursi pelaminan bersama Lala! Apakah ini pertanda? Entah. Hanya saja, sejak itu aku merasakan pandangan Jamal terhadap Lala berubah.
Mereka sebenarnya teman bermain di waktu kecil, namun tak pernah bertemu lagi sejak remaja. Keluarga Lala tinggal jauh di Surabaya, sementara kami di Jakarta. Kami jarang berkumpul, bahkan saat lebaran, sehingga kenangan yang dimiliki Jamal tentang Lala adalah kenangan di masa kecil dulu sebagai abang yang kasih kepada adiknya. Kasih dimana sama sekali tak terpikirkan untuk memandang Lala sebagai gadis yang pantas dicintai, bahkan halal dinikahi. Namun, mimpi itu mampu menyulap semuanya menjadi…cinta (?).
Mari katakan aku terlalu cepat menyimpulkan sebagai cinta. Barangkali saja itu hanya pelangi yang tak kunjung sirna mengusik relung hati adikku. Pelangi yang mampu merubahnya menjadi sok melankolis hingga membuat kami sekeluarga khawatir melihat ia kerap termenung menatap kejauhan, untuk kemudian mendesah perlahan.
“Mungkin kau harus menemuinya di Surabaya,” kata Ibu.
”Rasanya tak usah, Bu. Masak hanya karena bunga tidur aku menemuinya,” jawab Jamal.
”Barangkali saja itu pertanda.”
”Bahwa Lala jodoh saya?”
”Bukan. Bahwa sudah lama kau tak mengunjungi mereka untuk bersilaturahmi. Biar nanti Mbakmu dan suaminya yang menemanimu kesana.”
Jamal tertegun sejenak untuk kemudian mengangguk.
Wah, pintar sekali Ibu membujuk. Padahal tanpa sepengetahuan adikku yang pendiam itu, Ibu menyerahi kami tugas untuk ”meminang” Lala. Ibu betul-betul yakin mimpi itu sebagai pertanda sehingga memintaku menanyakan kepada Lala tentang kemungkinan kesediaannya dipersunting Jamal.
”Kenapa tidak minta langsung saja pada Paklik? Biar mereka dijodohkan saja,” kataku waktu itu.
”Ah, adikmu itu takkan mau.”
”Tapi…”
”Sudahlah. Ibu tahu Jamal belum terlalu dewasa. Kuliah saja belum selesai. Tapi setidaknya ia memiliki penghasilan dari usaha sambilannya berdagang, ‘kan?”
“Bukan itu maksudku. Apa Ibu yakin Jamal mau dengan Lala? Barangkali saja mimpinya hanya romantisme sesaat.”
Ibu tercenung. Aku yakin Ibu belum memastikan ini. Yang beliau tahu hanya Jamal yang bertingkah aneh. Itu saja. Selebihnya ia perkirakan sendiri. Sepertinya justru Ibulah yang ngebet ingin meminang Lala.
”Kupercayakan semua itu padamu.”
Walah! Berarti tugasku berlipat-lipat! Selain memastikan kesediaan Lala, aku pun harus memastikan perasaan adikku sendiri.
***
Ia diam. Sudah kuduga reaksinya begitu jika kutanyakan tentang kemungkinan perjodohannya dengan Lala.
“Kamu mencintainya?” Aku mengganti pertanyaan. Kali ini Jamal malah terkekeh.
”Mungkin… Entahlah. Rasanya tak wajar.”
Tentu saja tak wajar! Bagiku, mencinta karena sepotong mimpi hanya omong kosong. Lagi pula Jamal tak tahu seperti apa wajah dan kepribadian Lala dewasa ini. Aku pun tak tahu.
“Santai saja, Mal. Tak usah dipikirkan. Yang penting kita tiba dulu di sana,” kata Bang Rohim, suamiku.
***
Setiba di Surabaya, kami disambut keluarga Lala hangat.
”Wah, iki Jamal tho? Oala, wis gedhe yo?!” ucap Bulik.
Jamal hanya tersenyum. Apalagi saat pipi gendutnya dijawil Bulik seperti saat ia kanak-kanak dulu.
”Mana Lala, Bulik?” tanyaku saat tak mendapati anak semata wayangnya itu.
”Ada di dapur. Sedang bikin wedhang.”
Aku segera ke dapur. Aku sungguh penasaran seperti apa Lala sekarang. Kulihat seorang gadis di sana. Subhanalah, cantiknya! Ia mencium tanganku. Hmm, santun pula. Cukup pantas untuk Jamal. Tapi, aku harus menahan diri. Kata Bang Rohim, butuh pendekatan persuasif untuk menjalankan misi ini. Aku tak yakin aku bisa sehingga menyerahkan sepenuhnya skenario kepadanya.
Tak banyak yang dilakukan Bang Rohim selain meminta Lala menjadi guide setiap kami bertiga pergi ke pusat kota. Ia melarangku membicarakan soal perjodohan, pernikahan, pinangan atau apapun istilahnya kepada Lala. Katanya, kendati kami keluarga dekat, sudah lama kami tidak saling bersua. Bisa saja Lala memandang kami sebagai ”orang asing”. Upaya melancong bersama ini demi untuk mengakrabkan kembali Jamal, Lala dan aku. Kiranya ini dapat memudahkanku saat mengutarakan maksud kedatangan kami sesungguhnya nanti.
Malam ini saat dimana aku diperbolehkan suamiku mengungkapkan semuanya kepada Lala. Seharusnya memang begitu. Tapi Jamal mendahuluiku. Tak kusangka ia serius dengan perasaannya. Ia utarakan semuanya. Tentang mimpinya, tentang jatuh cinta, bahkan tentang pinangan.
“Mungkin Dik Lala menganggap ini konyol. Abang juga merasa begitu. Tapi, setidaknya sekarang Abang yakin dengan perasaan Abang. Jadi, mau tidak kalau Lala Abang lamar?”
Bukan manusia kalau Lala tidak kaget ditembak seperti itu. Ia tampak galau. Seperti aku dulu. Sayang Lala tak merespon seperti aku merespon pinangan Bang Rohim dulu.
“Maaf, Mas. Aku terlanjur menganggapmu sebagai kakak. Rasanya sulit untuk merubahnya.”
Berakhirlah. Sampai di sini saja perjuangan kami di Surabaya. Jamal tersenyum mengerti, namun kuyakini hatinya kecewa. Cintanya yang magis tak berakhir manis. Kami pulang ke Jakarta dengan penolakan.
Sejak hari itu, Jamal tak terlihat lagi melankolis. Ia kembali sibuk dalam aktivitasnya. Adikku itu benar-benar hebat. Kendati patah hati, ia tak mau larut dalam perasaannya. Bahkan, belakangan aku tahu ia belum menyerah. Setidaknya penolakan itu berhasil mengakrabkan kembali Jamal dengan Lala. Mereka berdua kerap berkirim SMS sekedar menanyakan kabar ataupun saling bercerita. Jamal betul-betul memandang ini sebagai peluang untuk mengubah pandangan Lala terhadapnya.
Waktu kian berganti hingga masa dimana Jamal mengutarakan lagi keinginannya itu. Sayang ditolak lagi. Begitu berulang hingga tiga kali.
Ayah dan Ibu prihatin melihatnya. Mereka tak bisa berbuat banyak. Keinginan mereka untuk menjodohkan saja keduanya Jamal tolak.
”Syarat orang yang menjadi calon istriku, haruslah tulus ikhlas menjadi pendampingku. Atas kemauannya sendiri, bukan pihak lain!” Begitu alasannya selalu.
Terserahlah apa katanya. Tapi ini sudah menginjak tahun kelima Jamal memelihara cinta tak kesampaian ini. Usianya kian mendekati kepala tiga. Cukup mengherankan ia tetap memeliharanya terus. Rasanya tak layak cinta itu dipelihara terus. Ia harus diberangus. Lala bukanlah gadis terakhir yang hidup di dunia. Untuk itu Ibu, Ayah dan aku kongkalikong untuk membunuh cinta Jamal. Sudah saatnya ia mempertimbangkan gadis-gadis lain. Kebetulan ada yang mau. Pak Haji Abdullah sejak lama ingin bermenantukan Jamal dan menyandingkannya dengan Azisa, anak sulungnya. Kami susun perjodohan tanpa sepengetahuan Jamal. Lantas, kami sekeluarga berusaha ”menghasut” Jamal untuk memperhitungkan keberadaan Azisa, temannya sejak SMU itu.
Alhamdulillah berhasil. Hati Jamal mulai terbuka untuk Azisa sehingga saat Pak Haji Abdullah meminta dirinya menjadi menantu, ia tak punya lagi pilihan selain mengiyakan.
***
Kesediaan Jamal memang sudah didapat, namun anehnya ia tak kunjung juga menentukan tanggal pernikahan. Kali ini naluriku sebagai kakak turut bermain. Rasanya Jamal tengah menghadapi masalah yang tak dapat dibaginya kepada siapapun, termasuk Azisa. Saatnya aku menjadi kakak yang baik untuknya.
”Entahlah, Mbak. Rasanya aku tak siap untuk menikah.”
Mataku terbelalak saat Jamal mengutarakan penyebabnya.
”Apa pasal?” tanyaku agak jeri. Aku tak berani membayangkan jika Jamal tiba-tiba membatalkan perjodohan. Keluarga kami bisa menanggung malu!
”Rasanya Azisa bukan jodohku.”
Aku semakin terkesiap. Aku mulai menduga-duga arah pembicaraannya.
”Lala-kah?” tanyaku. Jamal mengangguk pelan, namun pasti.
”Sebenarnya mimpi tempo hari itu tak sekonyong datang. Aku memintanya kepada Tuhan. Aku meminta Dia memberikan petunjuk tentang jodohku kelak. Dan yang muncul ternyata Lala!”
Aku kembali terdiam. Aku benar-benar payah. Sudah setua ini, masih saja tak dapat menjadi kakak yang baik buat Jamal. Aku bingung harus menanggapi bagaimana.
”Maafkan jika selama ini Mbak tak bisa menjadi kakak yang baik, Mal. Bahkan untuk masalahmu satu ini pun Mbak tak bisa menjawab. Hanya saja, kita tak akan pernah benar-benar tahu apa yang kita yakini benar itu sebagai kebenaran, Mal. Termasuk mimpimu. Mbak tidak tahu lagi harus menganggapnya omong kosong ataukah benar-benar pertanda. Kalaulah mimpi itu pertanda, pasti banyak sekali maknanya.”
”Kamu memaknainya sebagai cinta dan jodoh, Ibu memaknainya sebagai silaturahmi dan Ayah memaknainya sebagai tipikal istri ideal bagimu. Bukankah Azisa pun tak berbeda jauh dengan Lala? Mimpi itu nisbi, Mal.”
Jamal hanya mendesah pelan sambil memandang kejauhan. Mukanya masam. Mungkin tak menghendaki aku bersikap tak mendukungnya.
”Mungkin,” lanjutku, ”ini hanya masalah cinta saja. Mungkin hatimu masih hidup dalam bayangan Lala dan tak pernah sekali pun memberi kesempatan untuk dimasuki Azisa. Kau hidup di kehidupan nyata, Mal. Sampai kapan akan menjadi pemimpi?!”
Aku tersentak oleh ucapanku sendiri. Tak kuduga akan mengucapkan ini. Bukan apa-apa. Beberapa waktu lalu kami mendengar kabar Lala menerima pinangan seseorang. Kendati menyerah, aku yakin Jamal masih memiliki cinta untuk Lala. Ia pasti sakit. Aku betul-betul kakak yang tak peka. Aku menyesal. Aku peluk Jamal, menangis sesal.
Jamal turut menangis. Isaknya berenergi kekesalan, kekecewaan, kesepian, keputus-asa-an, bahkan kesepian. Aku terenyuh. Betapa ia menderita selama ini.
“Besok kita batalkan saja perjodohan dengan Azisa, Mal. Itu lebih baik ketimbang kau tak ikhlas menjalaninya nanti. Itu katamu tentang pernikahan, ‘kan? Kita bicarakan dulu dengan Ayah dan Ibu.”
Kupikir ini yang terbaik. Tak bijak rasanya tetap berkeras melangsungkan perjodohan di saat Jamal rapuh begini. Di saat Jamal terluka dan bimbang pada perasaannya. Biarlah keluarga kami menanggung malu bersama.
“Tidak. Kita teruskan saja. Aku ikhlas menjalani sisa hidupku bersama Azisa. Mungkin aku hanya membutuhkan sedikit menangis saja. Aku pergi dulu ke rumah Pak Haji untuk membicarakan ini. Assalamu’alaikum.”
Kutatap kepergian Jamal dengan perasaan tak tentu. Kalau diingat semua ini terjadi karena mimpi. Ya, Allah apakah benar mimpi itu pertanda-Mu? Jikalau benar kenapa sulit sekali terrealisasi? Jika pun tidak benar kenapa banyak orang mempercayai?
Aku terpekur. Maafkan aku adikku. Aku hanyalah insan, yang tak mampu menerjemahkan segala misteri-Nya, bahkan yang tersurat sekalipun. Aku hanya berusaha. Dia tetap yang menentukan. Maafkan aku.
* Juara Harapan IV Lomba Menulis Cerpen Ummi 2004.Label: copas
Dahulu kala, langit dan laut saling jatuh cinta.
Mereka sama2 saling menyukai 1 sama lain. Saking sukanya laut terhadap langit, warna laut = langit, saking sukanya langit terhadap laut, warna langit = laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan "aku cinta padamu" ke telinga langit. Setiap langit mendengar bisikan penuh cinta laut pun, langit tidak menjawab apa2 hanya tersipu2 malu wajahnya semburat kemerahan. Suatu hari,datang awan... begitu melihat kecantikan si langit, awan seketika itu juga jatuh hati terhadap langit. Tentu saja langit hanya mencintai laut, setiap hari hanya melihat laut saja. Awan sedih tapi tak putus asa, mencari cara dan akhirnya menemukan akal bulus. Awan mengembangkan dirinya sebesar mungkin dan menyusup ke tengah2 langit dan laut, menghalangi pandangan langit dan laut terhadap 1 sama lain.
Laut merasa marah karena tidak bisa melihat langit, sehingga dengan gelombangnya, laut berusaha menyibak awan yang mengganggu pandangannya. Tapi tentu saja tidak berhasil.
Lalu datanglah angin, yang sejak dulu mengetahui hubungan laut dan langit merasa harus membantu mereka menyingkirkan awan yang mengganggu.
Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan ...
Awan terbagi2 menjadi banyak bagian, sehingga tidak bisa lagi melihat langit dengan jelas, tidak bisa lagi berusaha mengungkapkan perasaan terhadap langit. Sehingga ketika merasa tersiksa dengan perasaan cinta terhadap langit, awan menangis sedih.
Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak terpisahkan. Kita bisa melihat di mana mereka menjalin kasih. Setiap ke laut, di mana ada 1 garis antara laut dan langit,di situlah mereka sedang pacaran.Label: copas
Oleh Achmanto Mendatu
Anda sudah menonton film ‘Troya’ yang mengisahkan tentang pertempuran antara Kerajaan Troya dan Sparta pada masa Yunani kuno? Film itu dibintangi oleh Brad Pitt. Jika anda belum menontonnya, tontonlah. Film itu salah satu film kolosal terbaik yang pernah ada. Dikisahkan dalam film itu, Paris, sang pangeran Troya jatuh cinta kepada Helen, ratu Sparta, yang konon merupakan wanita tercantik di seluruh Yunani. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Helen juga jatuh cinta pada Paris. Apalagi Helen merasakan penderitaan selama perkawinan dengan suaminya, Meleneaus. Paris dianggap Helen sebagai ‘cinta’ yang memberi kesegaran dalam penderitaannya. Lalu, Paris melarikan Helen ke Troya. Akibatnya Sparta murka. Lalu dikirimkanlah armada untuk menaklukan Troya. Sebanyak 50 ribu prajurit dengan 1000 kapal yang merupakan kekuatan gabungan seluruh kerajaan taklukan Sparta, berlayar ke Troya untuk mengambil kembali Helen, sekaligus untuk membuat Troya takluk dibawah kekuasaan Sparta. Kisah cinta kemudian berbaur menjadi kisah tentang kekuasaan.
Film ‘Troya’ merupakan adaptasi dari kisah ‘Odysseus’ karya Homer, salah satu sejarawan Yunani kuno yang dianggap sebagai bapak sejarawan. Kisah perang troya diyakini sebagian orang sungguh-sungguh terjadi. Penggalian arkeologis memang membuktikan adanya reruntuhan tembok kota Troya. Namun legenda dalam film Troya hampir pasti tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Lagipula legenda tersebut hanya merupakan salah satu versi dari beberapa versi yang dikembangkan dari karya Homer.
Ada sebuah legenda kisah cinta lagi yang sangat menarik dari peradaban Yunani Kuno, yakni kisah Oedipus Sang Raja, karya Sopochles, dramawan yang dianggap sebagai bapak drama. Sampai kini karya drama itu selalu dipentaskan dimana-mana diseluruh penjuru dunia. Konon, seseorang belum dianggap mampu memainkan teater apabila belum bisa mementaskan ‘Oedipus Sang Raja’ dengan sempurna.
Oedipus adalah putra tertua raja Laius dan Jocasta, penguasa kerajaan Thebes. Ia dibuang oleh sang raja ketika masih bayi karena ramalan memberitahukan bahwa anak tersebut akan membunuhnya jika sudah dewasa. Lebih dari itu ia juga diramalkan akan menikahi ibunya. Namun ternyata Oedipus tidak mati ketika dibuang. Ia ditemukan oleh seorang petani yang lalu menyerahkannya kepada salah seorang pegawai kerajaan Corinthus. Oleh pegawai tersebut, sang bayi diserahkan kepada raja kerajaan Corinthus dan diangkat sebagai anak. Ia dibesarkan sebagai putra raja. Sampai suatu saat Oedipus merasa ragu dengan asal-usulnya. Akhirnya bertanyalah ia pada peramal mengenai nasib dirinya. Sang peramal memperingatkannya agar pergi meninggalkan tanah airnya karena ia ditakdirkan untuk membunuh ayahnya. Maka pergilah Oedipus dari kerajaan yang disangkanya sebagai tanah airnya.
Dalam perjalanan, ia bertemu dengan rombongan dari kerajaan Thebes. Karena sesuatu hal ia mengamuk dan membunuh rombongan itu termasuk seorang tua yang sesungguhnya merupakan Raja Laius. Ramalan pertama telah terbukti. Namun Oedipus tidak mengetahuinya. Kemudian pergilah ia ke Thebes, yang sesungguhnya merupakan tanah airnya. Setelah berhasil memecahkan teka-teki sphinx yang memagari kota itu, ia kemudian masuk kota dan bahkan diangkat sebagai raja dan berhak menikah dengan Jocasta. Dia berkuasa bertahun-tahun lamanya dan berhasil membuat Thebes aman, damai, dan sejahtera. Oedipus sangat mencintai istrinya, pun begitu Jocasta. Hasil perkawinan dengan Jocasta, menghasilkan empat orang anak. Namun kemudian diketahui bahwa ternyata Oedipus adalah anak Jocasta. Akibatnya Jocasta bunuh diri karena kepedihan hatinya, sedangkan Oedipus menusuk kedua matanya sendiri lalu meninggalkan kerajaan.
Kisah kuno lain tentang cinta yang akan terus diingat orang, terutama oleh pemeluk agama Abrahamik (Yahudi, Kristen dan Islam) adalah kisah Yusuf. Diceritakan bahwa Yusuf adalah laki-laki tertampan di muka bumi. Oleh karena itu ibu angkatnya yang merupakan istri gubernur mesir jatuh cinta kepadanya. Sang ibu angkat berhasrat kepada Yusuf dan berusaha menggodanya. Berita itu kemudian tersebar ke seluruh kota dan membuat ibu angkat Yusuf merasa malu. Oleh karena itu diundanglah para istri pembesar kerajaan ke rumahnya. Ketika istri-istri pembesar sedang mengiris buah dengan pisau, Yusuf diminta keluar. Tatkala melihat Yusuf, istri-istri pembesar itu terpana dan tanpa sadar mengiris jari-jari mereka. Lalu Yusuf masuk ke dalam. Baru setelah itu istri-istri pembesar iu terpekik kesakitan menyadari jari tangannya teriris. Berkatalah ibu angkat Yusuf, “kalau kalian saja yang baru melihat sekali sampai mengiris tangan, bagaimana denganku yang melihatnya setiap hari?”
Masih dari Mesir, terdapat sebuah kisah cinta yang sangat terkenal yakni kisah cinta ratu Cleopatra dengan Marc Anthony. Ratu Cleopatra, kita tahu, merupakan wanita yang menurut kisah memiliki hidung tercantik didunia. Hidungnya pula yang membuat Marc Anthony tunduk. Namun berbeda dengan yang digambarkan dalam film-film yang menampilkan sosok Cleopatra yang ramping, disinyalir kuat dia sebenarnya bertubuh tambun. Hal itu disimpulkan dari temuan patung Cleopatra yang ternyata gemuk bukannya ramping. Adapun Marc Anthony adalah rekan Julius Caesar, sang kaisar Romawi, ketika menaklukan Mesir. Diceritakan bahwa Marc Anthony, demi cintanya kepada Cleopatra, rela memberontak kepada Julius Caesar. Akibatnya Julius Caesar marah dan menyerang Mesir. Lalu Marc Anthony dan Cleopatra bunuh diri bersama.
Pada masa kekaisaran Romawi, dipercaya bahwa pada saat itu adalah hal yang biasa apabila seorang kakak menikahi adiknya. Kaisar-kaisar Romawi diberitakan selalu menikahi saudara perempuannya. Hal itu dilakukan untuk terus dapat memurnikan darah raja. Dalam film pemenang piala oscar, ‘Gladiator’, yang diperankan Russel Crowe, terlihat bagaimana sang raja jatuh cinta dan ingin memperistri kakak perempuannya. Ia berkeinginan untuk menikahi kakaknya demi tujuan menjaga darah rajanya
Dari peradaban dunia kuno lainnya, India, muncul kisah-kisah cinta seperti yang terangkai dalam kitab kuno ‘Mahabbharata’ dan ‘Ramayana’. Misalnya didalam ‘Mahabharata’ terdapat kisah Arjuna dengan berbagai petualangan cintanya. Diceritakan bahwa Arjuna adalah seorang ksatria tampan namun mudah jatuh cinta. Oleh karena itu ia memiliki banyak istri yang tersebar dimana-mana. Sedangkan didalam ‘Ramayana’ terdapat kisah cinta Rama dan Sinta, yakni kisah pencarian Rama mencari Sinta yang diculik oleh raja raksasa, Rahwana.
Masih banyak kisah dari abad-abad kuno yang menceritakan kisah cinta. Semua itu membuktikan bahwa cinta telah menjadi perhatian manusia sejak ribuan tahun silam. Bahkan dalam mitologi Yunani-Romawi kuno ada dewa cinta yang disebut Amor. Hal itu membuktikan bahwa cinta telah mempengaruhi orang dari masa itu. Mereka ingin menjelaskan cinta yang dialami. Namun karena sedemikian kuatnya pengaruh cinta dalam kehidupan mereka, maka cinta dibawa ke dunia ilahiah, yakni dunia Dewa. Cinta dianggap sesuatu yang indah dan sakral, dan oleh karena itu pastilah ia berasal dari dunia Dewa.
Pada abad-abad masehi, kisah cinta semakin banyak bermunculan. Salah satu kisah cinta yang bentuk konkretnya dapat dilihat hingga sekarang adalah kisah Mumtaz Mahal dan Syah Jehan. Cinta mereka dimonumenkan dalam wujud bangunan megah yang dikenal sebagai Taj Mahal, di Agra, India. Saat ini Taj Mahal merupakan salah satu bangunan yang dikategorikan sebagai warisan dunia dan bahkan digolongkan sebagai keajaiban dunia.
Syah Jehan adalah sultan kelima dari kerajaan Islam Mughal di India. Ia menikah dengan Mumtaz Mahal yang bernama asli Arjanumd Banu Begam, pada tahun 1612. Dikisahkan bahwa Syah Jehan sangat mencintai istrinya. Ia tidak dapat tidur tanpa melihat istrinya terlebih dahulu. Namun sayangnya, pada tahun 1931, pada saat melahirkan anak ke-14, sang permaisuri meninggal. Sebagai bentuk penghormatan dan perwujudan rasa cintanya, Shah Jehan membangun Taj Mahal di tepi sungai Yamuna, Agra, India. Pembangunan itu berlangsung selama 23 tahun, dari tahun 1631 sampai 1653. Arsitekturnya dirancang oleh arsitek Iran terkemuka pada masa itu, Isa. Pembangunannya melibatkan 20.000 tenaga kerja dan 1000 ekor gajah pengangkut bangunan marmer.
Dari negeri sendiri, ada juga kisah cinta yang perwujudannya masih bisa dilihat saat ini dalam bentuk candi Prambanan, yakni kisah Loro Jonggrang dan Bandung Bandawasa. Diceritakan bahwa Bandung Bandawasa jatuh cinta pada Loro Jonggrang, namun Loro Jonggrang menolak. Sayangnya, Bandung Bandawasa merupakan orang sakti sehingga penolakan tidak mungkin disampaikan secara langsung. Oleh karena itu Loro Jonggrang meminta persyaratan berat pada Bandung untuk diterima, yakni membangun seribu candi selama semalam. Tapi dasar orang sakti, permintaan itu disanggupinya. Menjelang fajar, seribu candi yang diminta Loro Jonggrang hampir selesai. Loro Jonggrang pun was-was kalau benar-benar 1000 candi itu selesai dibangun sebelum pagi tiba. Ia lantas meminta penduduk untuk menumbuk padi di lesung agar ayam berkokok. Benarlah, ayam-ayam lalu berkokok. Bandung Bandawasa yang mengira hari sudah pagi sangat kesal. Ia merasa gagal. Padahal candi yang diselesaikannya sudah 999 buah. Namun pada akhirnya diketahui bahwa kokok ayam itu hanya akal-akalan Loro Jonggrang. Bandung sangat murka. Loro Jonggrang dikutuk jadi patung yang melengkapi candinya sehingga lengkap menjadi 1000 buah. Patung itu kemudian dikenal sebagai patung Pradnya Paramita, yang sampai saat ini masih bisa dilihat di candi Prambanan.
Cerita Loro Jonggrang mungkin tidak memiliki akar realitas, tapi setidaknya kisah itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya Jawa telah menaruh perhatian terhadap cinta sejak lama. Kita tahu, beberapa etnik yang lain juga memiliki kisah cinta. Misalnya dari ranah minangkabau ada kisah cinta ‘cindur mato’. Dari tatar sunda ada kisah ‘sangkuriang’ yang memiliki kemiripan dengan kisah ‘oedipus sang raja’. Hampir setiap kebudayaan di dunia memiliki cerita rakyatnya sendiri mengenai cinta romantikLabel: copas